Sering Menyepelekan Harga hingga Mengabaikan Biaya Tak Terduga. Berikut Kesalahan-Kesalahan Dalam Membuat RAB serta Solusinya!

Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah salah satu dokumen terpenting dalam sebuah proyek konstruksi. RAB menyajikan perincian biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek, dari awal hingga akhir. Dengan adanya RAB, pengelolaan anggaran menjadi lebih transparan dan terstruktur, sehingga mencegah terjadinya pembengkakan biaya atau kesalahan perhitungan. 

Namun sayangnya, tim Baja Grosir beberapa kali menemukan kesalahan yang sering terjadi dalam pembuatan RAB, hingga membuat proyek tersebut berpotensi gagal, antara lain:

1. Mengabaikan biaya tak terduga: Banyak proyek gagal karena tidak memperhitungkan biaya yang mungkin muncul di luar rencana.
2. Perkiraan harga yang tidak akurat: Menggunakan data harga yang sudah usang atau perkiraan yang terlalu rendah bisa menyebabkan kekurangan anggaran.
3. Tidak menghitung biaya tenaga kerja dengan benar: Kegagalan menghitung jumlah tenaga kerja atau waktu pengerjaan bisa memengaruhi biaya proyek secara signifikan.

Untuk itu, melalui artikel Disa akan membantu memberikan langkah-langkah membuat RAB bangunan yang baik dan benar, agar SobatBos dapat merencanakan proyek dengan efisien.

Langkah-langkah Membuat RAB Bangunan

a. Mengidentifikasi Jenis Proyek
Langkah pertama dalam membuat RAB adalah memahami jenis proyek yang akan SobatBos jalankan. Setiap jenis proyek memiliki kebutuhan yang berbeda, baik dari segi material, tenaga kerja, maupun waktu penyelesaian. Misalnya, RAB untuk membangun rumah akan berbeda dengan RAB untuk merenovasi bangunan komersial. Identifikasi ini penting untuk menentukan elemen-elemen apa saja yang harus dicantumkan dalam RAB.

b. Menyusun Desain dan Spesifikasi
Setelah menentukan jenis proyek, langkah berikutnya adalah menyusun desain dan spesifikasi proyek. Desain arsitektur memberikan panduan mengenai bentuk dan fungsi bangunan, sementara spesifikasi menyajikan detil mengenai bahan dan metode yang akan digunakan. Gambar kerja yang jelas dan spesifikasi teknis yang tepat akan memudahkan dalam menentukan volume pekerjaan dan jenis material yang dibutuhkan.

c. Membuat Daftar Pekerjaan
Langkah selanjutnya adalah membuat daftar pekerjaan yang harus dilakukan. Pekerjaan ini biasanya dibagi menjadi beberapa tahapan utama, seperti:

– Pekerjaan persiapan (pengukuran lahan, pembersihan lokasi)
– Pekerjaan pondasi (penggalian, pengecoran)
– Pekerjaan struktur (pembangunan dinding, kolom, balok)
– Pekerjaan atap
– Pekerjaan finishing (plesteran, pengecatan) Setiap tahapan pekerjaan harus dipecah menjadi sub-pekerjaan yang lebih rinci agar mudah dalam perhitungan.

d. Menghitung Volume Pekerjaan
Setiap pekerjaan memiliki volume yang harus dihitung secara tepat, baik itu luas, panjang, atau volume material. Volume pekerjaan dihitung berdasarkan desain dan gambar kerja. Misalnya, untuk menghitung kebutuhan beton pada pondasi, SobatBos perlu mengetahui panjang, lebar, dan kedalaman pondasi tersebut. Volume ini akan menjadi dasar dalam menentukan jumlah material yang diperlukan.

e. Menghitung Harga Satuan
Setelah mengetahui volume pekerjaan, langkah berikutnya adalah menghitung harga satuan bahan dan upah tenaga kerja. Harga satuan ini dapat diperoleh dari vendor atau supplier, serta tenaga kerja yang terlibat. Misalnya, harga satuan untuk pemasangan batu bata, harga per meter persegi lantai keramik, atau biaya pengecatan per meter persegi. Data ini akan digunakan untuk menghitung total biaya pada setiap jenis pekerjaan.

f. Menyusun Total Biaya
Dengan mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan, SobatBos dapat menyusun total biaya untuk setiap item pekerjaan. Misalnya, jika SobatBos membutuhkan 100 meter kubik beton dengan harga satuan Rp 900.000 per meter kubik, maka total biayanya adalah Rp 90.000.000. Total biaya ini kemudian dikelompokkan sesuai dengan jenis pekerjaan, seperti pekerjaan struktur, pekerjaan atap, pekerjaan finishing, dll.

g. Menambahkan Biaya Lain-lain
Selain biaya bahan dan tenaga kerja, ada biaya lain yang harus diperhitungkan, seperti biaya operasional (transportasi, penyewaan alat), biaya tak terduga, dan biaya pajak serta perizinan. Biaya tak terduga biasanya berkisar antara 5-10% dari total anggaran. Hal ini penting untuk mengantisipasi perubahan harga material atau kendala teknis di lapangan.

Tips Membuat RAB yang Akurat

Untuk memastikan RAB yang SobatBos buat akurat dan realistis, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan:

1. Update harga material dan tenaga kerja: Harga material sering mengalami perubahan, sehingga pastikan SobatBos menggunakan data terbaru.
2. Gunakan software perencanaan: Saat ini, ada banyak aplikasi atau software yang bisa membantu SobatBos membuat RAB secara otomatis dan efisien.
3. Bandingkan penawaran dari beberapa vendor: Dengan membandingkan harga dari beberapa penyedia, SobatBos bisa mendapatkan harga terbaik. 

SobatBos juga bisa langsung hubungi Baja Grosir lewat kontak tertera untuk mendapatkan harga grosir terbaik, langsung dari pabrik. SobatBos juga tidak perlu khawatir akan adanya kenaikan harga yang tiba-tiba, sebab, di Baja Grosir kami menyediakan sistem kontrak harga. Untuk lebih detailnya, silakan hubungi kami sekarang juga, ya!