Tahukah SobatBos? Besi beton, atau disebut juga rebar (reinforcement bar), merupakan batang baja atau baja tulangan yang berfungsi untuk memperkuat struktur beton dalam konstruksi bangunan. Umumnya, besi beton banyak digunakan dalam berbagai proyek konstruksi seperti fondasi, kolom, balok, dan pelat lantai untuk memastikan stabilitas dan daya tahan struktur bangunan. Besi ini memiliki dua tipe, yaitu polos dan ulir, serta memiliki ukuran diameter yang beragam, mulai dari 6 mm hingga 22 mm lebih.
Terkait sejarah dan awal mula besi beton, SobatBos bisa baca artikel berikut : Ditemukan Oleh Joseph Monier. Berikut Ulasan Lengkap Sejarah dan Evolusi Besi Beton: Revolusi Konstruksi dari Masa ke Masa
Nah, untuk mengetahui lebih detail tentang besi beton, mulai dari anatomi, tipe, hingga cara menghitung berat besi beton, akan kami paparkan melalui artikel berikut ini :
1. Tipe-Tipe Besi Beton
Besi Beton Ulir Besi beton ulir memiliki tonjolan atau ulir di sepanjang permukaannya. Fungsi dari ulir di permukaannya ini dapat meningkatkan adhesi antara besi dan beton, dan memberikan ikatan yang lebih kuat. Besi beton ulir umumnya digunakan dalam konstruksi bangunan yang mampu menahan beban yang lebih tinggi, seperti fondasi, lantai, dan dinding penahan. Meski demikian, besi beton ulir tergolong lebih sulit untuk dibentuk dan dipotong, dibandingkan dengan besi beton polos.
Selain itu, biayanya juga cenderung lebih tinggi karena proses pembuatannya yang lebih kompleks. Besi Beton Polos Besi beton polos yang memiliki permukaan yang halus dan lurus ini memberikan penampilan yang bersih dan seragam. Sering digunakan dalam aplikasi yang memerlukan tegangan tarik lebih rendah, seperti pembuatan kolom, balok, dan elemen struktural lainnya yang di mana adhesi dengan beton tidak menjadi faktor kritis. Cenderung lebih mudah dibentuk dan dipotong. Hal ini membuatnya besi beton polos lebih fleksibel untuk dibentuk. Hanya saja besi beton polos memiliki adhesi yang lebih rendah, sehingga kurang cocok untuk menahan beban geser dan tegangan tarik yang tinggi.
2. Marking Besi Beton
Marking pada besi beton adalah penandaan yang biasanya terdapat pada permukaan besi tersebut. Marking ini berfungsi untuk memberikan informasi tentang spesifikasi dan asal-usul produk. Informasi ini penting bagi kontraktor, insinyur, dan pembeli untuk memastikan bahwa mereka menggunakan material yang sesuai dengan standar dan kebutuhan proyek konstruksi mereka.
- Marking Merek – untuk membedakan besi beton satu dengan yang lain.
- Marking SNI – semua merek yang sudah mengantongi SPPT berhak mencetak tanda SNI pada produknya.
- Marking Ukuran Diameter – dicetak sesuai ukuran besi beton.
- Marking TP/TS – menggambarkan daya tarik / tekuk dari besi beton
3. Ukuran Besi Beton
Salah satu elemen penting dalam konstruksi beton bertulang ini tersedia dalam berbagai ukuran diameter. Ukuran diameter ini menentukan kekuatan dan kegunaan besi beton dalam aplikasi konstruksi yang berbeda.
Berikut adalah penjelasan detail mengenai ukuran diameter besi beton berdasarkan fungsi dan penggunaannya:
- Diameter 6 mm – Biasanya digunakan untuk pekerjaan yang membutuhkan fleksibilitas tinggi, seperti pembuatan rangka besi untuk kolom ringan atau balok ringan. Cocok untuk konstruksi skala kecil seperti pagar, rak, dan proyek DIY lainnya.
- Diameter 8 mm – Sering digunakan untuk pekerjaan yang membutuhkan lebih banyak kekuatan dibandingkan dengan diameter 6 mm, tetapi masih memerlukan fleksibilitas. Umum digunakan dalam pembuatan sloof (balok pondasi) dan kolom ringan pada bangunan residensial.
- Diameter 10 mm – Menawarkan keseimbangan antara kekuatan dan fleksibilitas. Sering digunakan dalam pembuatan balok dan kolom untuk rumah tinggal atau bangunan dengan beban sedang.
- Diameter 12 mm – Memberikan kekuatan yang cukup untuk struktur yang menanggung beban lebih berat. Cocok untuk kolom, balok, dan plat lantai pada bangunan residensial dan komersial.
- Diameter 13-16 mm – Digunakan untuk struktur yang memerlukan kekuatan lebih besar. Ideal untuk konstruksi gedung bertingkat, jembatan, dan struktur yang menanggung beban berat.
- Diameter 19 – 22 mm dan lebih besar – Untuk aplikasi yang memerlukan kekuatan struktural maksimal. Digunakan dalam konstruksi infrastruktur besar seperti jembatan.
4. Rumus Hitung Berat Besi Beton
Berat Besi Beton di pasaran terbagi menjadi 2 perhitungan, ada berat besi beton tabel dan berat besi beton asli. SobatBos bisa mendapatkan perhitungan berat besi beton asli berdasarkan diameter real produk tersebut, dengan menggunakan rumus dibawah ini.
0.006165 x D x D x P
Koefisien : 0.006165
D : Diameter Real Besi
P : Panjang Besi
Contoh Perhitungan : Pertama, SobatBos harus mengetahui diameter real dari besi beton dahulu, yaitu dengan rumus berikut :
Diameter – Toleransi = Diameter Real
Jika, Besi Beton diameter 10mm toleransi 0.3mm, maka : 10mm – 0.3mm = 9.7mm. Maka, besi beton 10mm dengan toleransi 0.3mm punya diameter real 9.7mm.
Setelah mendapatkan perhitungan diameter asli, jika besi beton memiliki panjang 12m; maka selanjutnya Sobatbos mulai menghitung berat besi beton diameter asli yaitu 9.7mm. Lalu dihitung dengan rumus berat besi beton :
0.006165 x 9.7mm x 9.7mm x 12 = 6.96kg
Jadi berat besi beton 10mm dengan toleransi 0.3mm yaitu 6.96 kilogram
Berat besi beton juga bisa dihitung berdasarkan tabel berat yang didapatkan dengan perhitungan menggunakan asumsi bahwa besi beton itu tidak punya toleransi. Tabel di bawah ini bisa menjadi acuan berat untuk besi beton dalam proses penjualan di lapangan. Jika diasumsikan bahwa besi beton 10mm tidak memiliki toleransi maka, perhitunganya menjadi :
0.006165 x 10mm x 10mm x 12 = 7.39 / 7. 4 kg
Jadi itulah mengapa berat tabel besi 10mm nilainya sama dengan 7.4 kilogram.
Semoga mudah dipahami ya, SobatBos!